wa la`in sa`altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqụlunna khalaqahunnal-'azīzul-'alīm
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Pastilah mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.”
Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan) lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
litastawụ 'alā ẓuhụrihī ṡumma tażkurụ ni'mata rabbikum iżastawaitum 'alaihi wa taqụlụ sub-ḥānallażī sakhkhara lanā hāżā wa mā kunnā lahụ muqrinīn
Agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, “Maha-suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
14
وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ
wa innā ilā rabbinā lamungqalibụn
dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
wa iżā busysyira aḥaduhum bimā ḍaraba lir-raḥmāni maṡalan ẓalla waj-huhụ muswaddaw wa huwa kaẓīm
Dan apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi (Allah) Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya hitam pekat, karena menahan sedih (dan marah).
a wa may yunasysya`u fil-ḥilyati wa huwa fil-khiṣāmi gairu mubīn
Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan sebagai perhiasan sedang dia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran.
wa ja'alul-malā`ikatallażīna hum 'ibādur-raḥmāni ināṡā, a syahidụ khalqahum, satuktabu syahādatuhum wa yus`alụn
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan (malaikat-malaikat itu)? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka dan akan dimintakan pertanggungjawaban.
wa qālụ lau syā`ar-raḥmānu mā 'abadnāhum, mā lahum biżālika min 'ilmin in hum illā yakhruṣụn
Dan mereka berkata, “Sekiranya (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki, tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).” Mereka tidak mempunyai ilmu sedikit pun tentang itu. Tidak lain mereka hanyalah menduga-duga belaka.
wa każālika mā arsalnā ming qablika fī qaryatim min nażīrin illā qāla mutrafụhā innā wajadnā ābā`anā 'alā ummatiw wa innā 'alā āṡārihim muqtadụn
Dan demikian juga ketika Kami mengutus seorang pemberi peringatan sebelum engkau (Muhammad) dalam suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) selalu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu (agama) dan sesungguhnya kami sekedar pengikut jejak-jejak mereka.”
(Rasul itu) berkata, “Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih baik daripada apa yang kamu peroleh dari (agama) yang dianut nenek moyangmu.” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami mengingkari (agama) yang kamu diperintahkan untuk menyampaikannya.”
bal matta'tu hā`ulā`i wa ābā`ahum ḥattā jā`ahumul-ḥaqqu wa rasụlum mubīn
Bahkan Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan nenek moyang mereka sampai kebenaran (Al-Qur'an) datang kepada mereka beserta seorang Rasul yang memberi penjelasan.
wa qālụ lau lā nuzzila hāżal-qur`ānu 'alā rajulim minal-qaryataini 'aẓīm
Dan mereka (juga) berkata, “Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada orang besar (kaya dan berpengaruh) dari salah satu dua negeri ini (Mekah dan Taif)?”
a hum yaqsimụna raḥmata rabbik, naḥnu qasamnā bainahum ma'īsyatahum fil-ḥayātid-dun-yā wa rafa'nā ba'ḍahum fauqa ba'ḍin darajātil liyattakhiża ba'ḍuhum ba'ḍan sukhriyyā, wa raḥmatu rabbika khairum mimmā yajma'ụn
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
walau lā ay yakụnan-nāsu ummataw wāḥidatal laja'alnā limay yakfuru bir-raḥmāni libuyụtihim suqufam min fiḍḍatiw wa ma'ārija 'alaihā yaẓ-harụn
Dan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), pastilah sudah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, loteng-loteng rumah mereka dari perak, demikian pula tangga-tangga yang mereka naiki,
wa zukhrufā, wa ing kullu żālika lammā matā'ul-ḥayātid-dun-yā, wal-ākhiratu 'inda rabbika lil-muttaqīn
dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan dari emas. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, sedangkan kehidupan akhirat di sisi Tuhanmu disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
wa innahum layaṣuddụnahum 'anis-sabīli wa yaḥsabụna annahum muhtadụn
Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.
ḥattā iżā jā`anā qāla yā laita bainī wa bainaka bu'dal-masyriqaini fa bi`sal-qarīn
Sehingga apabila orang–orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, “Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang (setan itu) teman yang paling jahat (bagi manusia).”
wa lay yanfa'akumul-yauma iẓ ẓalamtum annakum fil-'ażābi musytarikụn
Dan (harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu karena kamu telah menzalimi (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu pantas bersama-sama dalam azab itu.
a fa anta tusmi'uṣ-ṣumma au tahdil-'umya wa mang kāna fī ḍalālim mubīn
Maka apakah engkau (Muhammad) dapat menjadikan orang yang tuli bisa mendengar, atau (dapatkah) engkau memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?
fa immā naż-habanna bika fa innā min-hum muntaqimụn
Maka sungguh, sekiranya Kami mewafatkanmu (sebelum engkau mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan tetap memberikan azab kepada mereka (di akhirat),
was`al man arsalnā ming qablika mir rusulinā a ja'alnā min dụnir-raḥmāni ālihatay yu'badụn
Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang Maha Pengasih untuk disembah?”
wa laqad arsalnā mụsā bi`āyātinā ilā fir'auna wa mala`ihī fa qāla innī rasụlu rabbil-'ālamīn
Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka dia (Musa) berkata, “Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seluruh alam.”
wa mā nurīhim min āyatin illā hiya akbaru min ukhtihā, wa akhażnāhum bil-'ażābi la'allahum yarji'ụn
Dan tidaklah Kami perlihatkan suatu mukjizat kepada mereka kecuali (mukjizat itu) lebih besar dari mukjizat-mukjizat (yang sebelumnya). Dan Kami timpakan kepada mereka azab agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Dan mereka berkata, “Wahai pesihir! Berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya kami (jika doamu dikabulkan) akan menjadi orang yang mendapat petunjuk.”
wa nādā fir'aunu fī qaumihī qāla yā qaumi a laisa lī mulku miṣra wa hāżihil-an-hāru tajrī min taḥtī, a fa lā tubṣirụn
Dan Fir‘aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata, “Wahai kaumku! Bukankah kerajaan Mesir itu milikku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; apakah kamu tidak melihat?
wa qālū a ālihatunā khairun am huw, mā ḍarabụhu laka illā jadalā, bal hum qaumun khaṣimụn
Dan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
in huwa illā 'abdun an'amnā 'alaihi wa ja'alnāhu maṡalal libanī isrā`īl
Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat (kenabian) kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai contoh pelajaran bagi Bani Israil.
wa innahụ la'ilmul lis-sā'ati fa lā tamtarunna bihā wattabi'ụn, hāżā ṣirāṭum mustaqīm
Dan sungguh, dia (Isa) itu benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
wa lammā jā`a 'īsā bil-bayyināti qāla qad ji`tukum bil-ḥikmati wa li`ubayyina lakum ba'ḍallażī takhtalifụna fīh, fattaqullāha wa aṭī'ụn
Dan ketika Isa datang membawa keterangan, dia berkata, “Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu perselisihkan, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
fakhtalafal-aḥzābu mim bainihim, fa wailul lillażīna ẓalamụ min 'ażābi yaumin alīm
Tetapi golongan-golongan (yang ada) saling berselisih di antara mereka; maka celakalah orang-orang yang zalim karena azab pada hari yang pedih (Kiamat).
yuṭāfu 'alaihim biṣiḥāfim min żahabiw wa akwāb, wa fīhā mā tasytahīhil-anfusu wa talażżul-a'yun, wa antum fīhā khālidụn
Kepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas, dan di dalam surga itu terdapat apa yang diingini oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata. Dan kamu kekal di dalamnya.
am yaḥsabụna annā lā nasma'u sirrahum wa najwāhum, balā wa rusulunā ladaihim yaktubụn
Ataukah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan Kami (malaikat) selalu mencatat di sisi mereka.
wa tabārakallażī lahụ mulkus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, wa 'indahụ 'ilmus-sā'ah, wa ilaihi turja'ụn
Dan Mahasuci (Allah) yang memiliki kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah ilmu tentang hari Kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
wa lā yamlikullażīna yad'ụna min dụnihisy-syafā'ata illā man syahida bil-ḥaqqi wa hum ya'lamụn
Dan orang-orang yang menyeru kepada selain Allah tidak mendapat syafaat (pertolongan di akhirat); kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini.
wa la`in sa`altahum man khalaqahum layaqụlunnallāhu fa annā yu`fakụn
Dan jika engkau bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, “Allah,” jadi bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah),”