gāfiriż-żambi wa qābilit-taubi syadīdil-'iqābi żiṭ-ṭaụl, lā ilāha illā huw, ilaihil-maṣīr
yang mengampuni dosa dan menerima tobat dan keras hukuman-Nya; yang memiliki karunia. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nyalah (semua makhluk) kembali.
Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah engkau (Muhammad) tertipu oleh keberhasilan usaha mereka di seluruh negeri.
każżabat qablahum qaumu nụḥiw wal-aḥzābu mim ba'dihim wa hammat kullu ummatim birasụlihim liya`khużụhu wa jādalụ bil-bāṭili liyud-ḥiḍụ bihil-ḥaqqa fa akhażtuhum, fa kaifa kāna 'iqāb
Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu setelah mereka telah mendustakan (rasul) dan setiap umat telah merencanakan (tipu daya) terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran; karena itu Aku tawan mereka (dengan azab). Maka betapa (pedihnya) azab-Ku?
allażīna yaḥmilụnal-'arsya wa man ḥaulahụ yusabbiḥụna biḥamdi rabbihim wa yu`minụna bihī wa yastagfirụna lillażīna āmanụ, rabbanā wasi'ta kulla syai`ir raḥmataw wa 'ilman fagfir lillażīna tābụ wattaba'ụ sabīlaka wa qihim 'ażābal-jaḥīm
(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala.
rabbanā wa adkhil-hum jannāti 'adninillatī wa'attahum wa man ṣalaḥa min ābā`ihim wa azwājihim wa żurriyyātihim, innaka antal-'azīzul-ḥakīm
Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana,
wa qihimus-sayyi`āt, wa man taqis-sayyi`āti yauma`iżin fa qad raḥimtah, wa żālika huwal-fauzul-'aẓīm
dan peliharalah mereka dari (bencana) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (bencana) kejahatan pada hari itu, maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya dan demikian itulah kemenangan yang agung.”
innallażīna kafarụ yunādauna lamaqtullāhi akbaru mim maqtikum anfusakum iż tud'auna ilal-īmāni fa takfurụn
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, kepada mereka (pada hari Kiamat) diserukan, “Sungguh, kebencian Allah (kepadamu) jauh lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri, ketika kamu diseru untuk beriman lalu kamu mengingkarinya.”
qālụ rabbanā amattanaṡnataini wa aḥyaitanaṡnataini fa'tarafnā biżunụbinā fa hal ilā khurụjim min sabīl
Mereka menjawab, “Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?”
Yang demikian itu karena sesungguhnya kamu mengingkari apabila diseru untuk menyembah Allah saja. Dan jika Allah dipersekutukan, kamu percaya. Maka keputusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar.
huwallażī yurīkum āyātihī wa yunazzilu lakum minas-samā`i rizqā, wa mā yatażakkaru illā may yunīb
Dialah yang memperlihatkan tanda-tanda (kekuasaan)-Nya kepadamu dan menurunkan rezeki dari langit untukmu. Dan tidak lain yang mendapat pelajaran hanyalah orang-orang yang kembali (kepada Allah).
rafī'ud-darajāti żul-'arsy, yulqir-rụḥa min amrihī 'alā may yasyā`u min 'ibādihī liyunżira yaumat-talāq
(Dialah) Yang Mahatinggi derajat-Nya, yang memiliki ’Arsy, yang menurunkan wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari Kiamat),
(yaitu) pada hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tidak sesuatu pun keadaan mereka yang tersembunyi di sisi Allah. (Lalu Allah berfirman), “Milik siapakah kerajaan pada hari ini?” Milik Allah Yang Maha Esa, Maha Mengalahkan.
Pada hari ini setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
wa anżir-hum yaumal-āzifati iżil-qulụbu ladal-ḥanājiri kāẓimīn, mā liẓ-ẓālimīna min ḥamīmiw wa lā syafī'iy yuṭā'
Dan berilah mereka peringatan akan hari yang semakin dekat (hari Kiamat, yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan karena menahan kesedihan. Tidak ada seorang pun teman setia bagi orang yang zalim dan tidak ada baginya seorang penolong yang diterima (pertolongannya).
Dan Allah memutuskan dengan kebenaran. Sedang mereka yang disembah selain-Nya tidak mampu memutuskan dengan sesuatu apa pun. Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.
a wa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna 'āqibatullażīna kānụ ming qablihim, kānụ hum asyadda min-hum quwwataw wa āṡāran fil-arḍi fa akhażahumullāhu biżunụbihim, wa mā kāna lahum minallāhi miw wāq
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) peninggalan-peninggalan (peradaban)nya di bumi, tetapi Allah mengazab mereka karena dosa-dosanya. Dan tidak akan ada sesuatu pun yang melindungi mereka dari (azab) Allah.
żālika bi`annahum kānat ta`tīhim rusuluhum bil-bayyināti fa kafarụ fa akhażahumullāh, innahụ qawiyyun syadīdul-'iqāb
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya rasul-rasul telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka ingkar; maka Allah mengazab mereka. Sungguh, Dia Mahakuat, Mahakeras hukuman-Nya.
fa lammā jā`ahum bil-ḥaqqi min 'indinā qāluqtulū abnā`allażīna āmanụ ma'ahụ wastaḥyụ nisā`ahum, wa mā kaidul-kāfirīna illā fī ḍalāl
Maka ketika dia (Musa) datang kepada mereka membawa kebenaran dari Kami, mereka berkata, “Bunuhlah anak-anak laki-laki dari orang-orang yang beriman bersama dia dan biarkan hidup perempuan-perempuan mereka.” Namun tipu daya orang-orang kafir itu sia-sia belaka.
wa qāla fir'aunu żarụnī aqtul mụsā walyad'u rabbah, innī akhāfu ay yubaddila dīnakum au ay yuẓ-hira fil-arḍil-fasād
Dan Fir‘aun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi.”
wa qāla mụsā innī 'użtu birabbī wa rabbikum ming kulli mutakabbiril lā yu`minu biyaumil-ḥisāb
Dan (Musa) berkata, “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari perhitungan.”
wa qāla rajulum mu`minum min āli fir'auna yaktumu īmānahū a taqtulụna rajulan ay yaqụla rabbiyallāhu wa qad jā`akum bil-bayyināti mir rabbikum, wa iy yaku kāżiban fa 'alaihi każibuh, wa iy yaku ṣādiqay yuṣibkum ba'ḍullażī ya'idukum, innallāha lā yahdī man huwa musrifung każżāb
Dan seseorang yang beriman di antara keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya berkata, “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, “Tuhanku adalah Allah,” padahal sungguh, dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Dan jika dia seorang pendusta maka dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika dia seorang yang benar, nis-caya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta.
yā qaumi lakumul-mulkul-yauma ẓāhirīna fil-arḍi fa may yanṣurunā mim ba`sillāhi in jā`anā, qāla fir'aunu mā urīkum illā mā arā wa mā ahdīkum illā sabīlar-rasyād
Wahai kaumku! Pada hari ini kerajaan ada padamu dengan berkuasa di bumi, tetapi siapa yang akan menolong kita dari azab Allah jika (azab itu) menimpa kita?” Fir‘aun berkata, “Aku hanya mengemukakan kepadamu, apa yang aku pandang baik; dan aku hanya menunjukkan kepadamu jalan yang benar.”
wa qālallażī āmana yā qaumi innī akhāfu 'alaikum miṡla yaumil-aḥzāb
Dan orang yang beriman itu berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti hari kehancuran golongan yang bersekutu,
miṡla da`bi qaumi nụḥiw wa 'ādiw wa ṡamụda wallażīna mim ba'dihim, wa mallāhu yurīdu ẓulmal lil-'ibād
(yakni) seperti kebiasaan kaum Nuh, ’Ad, samud dan orang-orang yang datang setelah mereka. Padahal Allah tidak menghendaki kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya.”
yauma tuwallụna mudbirīn, mā lakum minallāhi min 'āṣim, wa may yuḍlilillāhu fa mā lahụ min hād
(yaitu) pada hari (ketika) kamu berpaling ke belakang (lari), tidak ada seorang pun yang mampu menyelamatkan kamu dari (azab) Allah. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, niscaya tidak ada sesuatu pun yang mampu memberi petunjuk.”
wa laqad jā`akum yụsufu ming qablu bil-bayyināti fa mā ziltum fī syakkim mimmā jā`akum bih, hattā iżā halaka qultum lay yab'aṡallāhu mim ba'dihī rasụlā, każālika yuḍillullāhu man huwa musrifum murtāb,
Dan sungguh, sebelum itu Yusuf telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi kamu senantiasa meragukan apa yang dibawanya, bahkan ketika dia wafat, kamu berkata, “Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun setelahnya.” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang yang melampaui batas dan ragu-ragu,
(yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Sangat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang yang sombong dan berlaku sewenang-wenang.
asbābas-samāwāti fa aṭṭali'a ilā ilāhi mụsā wa innī la`aẓunnuhụ kāżibā, wa każālika zuyyina lifir'auna sū`u 'amalihī wa ṣudda 'anis-sabīl, wa mā kaidu fir'auna illā fī tabāb
(yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa, tetapi aku tetap memandangnya seorang pendusta.” Dan demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir‘aun perbuatan buruknya itu, dan dia tertutup dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir‘aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.
man 'amila sayyi`atan fa lā yujzā illā miṡlahā, wa man 'amila ṣāliḥam min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa ulā`ika yadkhulụnal-jannata yurzaqụna fīhā bigairi ḥisāb
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia akan dibalas sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tidak terhingga.
tad'ụnanī li`akfura billāhi wa usyrika bihī mā laisa lī bihī 'ilmuw wa ana ad'ụkum ilal-'azīzil-gaffār
(Mengapa) kamu menyeruku agar kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu yang aku tidak mempunyai ilmu tentang itu, padahal aku menyerumu (beriman) kepada Yang Mahaperkasa, Maha Pengampun?
lā jarama annamā tad'ụnanī ilaihi laisa lahụ da'watun fid-dun-yā wa lā fil-ākhirati wa anna maraddanā ilallāhi wa annal-musrifīna hum aṣ-ḥābun-nār
Sudah pasti bahwa apa yang kamu serukan aku kepadanya bukanlah suatu seruan yang berguna baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya tempat kembali kita pasti kepada Allah, dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itu akan menjadi penghuni neraka.
Maka kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepadamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”
an-nāru yu'raḍụna 'alaihā guduwwaw wa 'asyiyyā, wa yauma taqụmus-sā'ah, adkhilū āla fir'auna asyaddal-'ażāb
Kepada mereka diperlihatkan neraka, pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Lalu kepada malaikat diperintahkan), “Masukkanlah Fir‘aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras!”
wa iż yataḥājjụna fin-nāri fa yaqụlud-du'afā`u lillażīnastakbarū innā kunnā lakum taba'an fa hal antum mugnụna 'annā naṣībam minan-nār
Dan (Ingatlah), ketika mereka berbantah-bantahan dalam neraka, maka orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu melepaskan sebagian (azab) api neraka yang menimpa kami?”
qālallażīnastakbarū innā kullun fīhā innallāha qad ḥakama bainal-'ibād
Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, “Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-(Nya).”
wa qālallażīna fin-nāri likhazanati jahannamad'ụ rabbakum yukhaffif 'annā yaumam minal-'ażāb
Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja.”
qālū a wa lam taku ta`tīkum rusulukum bil-bayyināt, qālụ balā, qālụ fad'ụ, wa mā du'ā`ul-kāfirīna illā fī ḍalāl
Maka (penjaga-penjaga Jahanam) berkata, “Apakah rasul-rasul belum datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata?” Mereka menjawab, “Benar, sudah datang.” (Penjaga-penjaga Jahanam) berkata, “Berdoalah kamu (sendiri!)” Namun doa orang-orang kafir itu sia-sia belaka.
Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampun untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.
Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan (bukti) yang sampai kepada mereka, yang ada dalam dada mereka hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang tidak akan mereka capai, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
wa mā yastawil-a'mā wal-baṣīru wallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa lal-musī`, qalīlam mā tatażakkarụn
Dan tidak sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidak (sama) pula orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan orang-orang yang berbuat kejahatan. Hanya sedikit sekali yang kamu ambil pelajaran.
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
Allah-lah yang menjadikan malam untukmu agar kamu beristirahat padanya; (dan menjadikan) siang terang benderang. Sungguh, Allah benar-benar memiliki karunia yang dilimpahkan kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
allāhullażī ja'ala lakumul-arḍa qarāraw was-samā`a binā`aw wa ṣawwarakum fa aḥsana ṣuwarakum wa razaqakum minaṭ-ṭayyibāt, żālikumullāhu rabbukum, fa tabārakallāhu rabbul-'ālamīn
Allah-lah yang menjadikan bumi untukmu sebagai tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentukmu lalu memperindah rupamu serta memberimu rezeki dari yang baik-baik. Demikianlah Allah, Tuhanmu, Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.
Dialah yang hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia; maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.
qul innī nuhītu an a'budallażīna tad'ụna min dụnillāhi lammā jā`aniyal-bayyinātu mir rabbī wa umirtu an uslima lirabbil-'ālamīn
Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah, setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”
huwallażī khalaqakum min turābin ṡumma min nuṭfatin ṡumma min 'alaqatin ṡumma yukhrijukum ṭiflan ṡumma litablugū asyuddakum ṡumma litakụnụ syuyụkhā, wa mingkum may yutawaffā ming qablu wa litablugū ajalam musammaw wa la'allakum ta'qilụn
Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti.
huwallażī yuḥyī wa yumīt, fa iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụn
Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.
min dụnillāh, qālụ ḍallụ 'annā bal lam nakun nad'ụ ming qablu syai`ā, każālika yuḍillullāhul-kāfirīn
(yang kamu sembah) selain Allah?” Mereka menjawab, “Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkan kami dahulu tidak pernah menyembah sesuatu.” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang kafir.
udkhulū abwāba jahannama khālidīna fīhā, fa bi`sa maṡwal-mutakabbirīn
(Dikatakan kepada mereka), “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahanam, dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong.”
faṣbir inna wa'dallāhi ḥaqq, fa immā nuriyannaka ba'ḍallażī na'iduhum au natawaffayannaka fa ilainā yurja'ụn
Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sesungguhnya janji Allah itu benar. Meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka, atau pun Kami wafatkan engkau (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kamilah mereka dikembalikan.
wa laqad arsalnā rusulam ming qablika min-hum mang qaṣaṣnā 'alaika wa min-hum mal lam naqṣuṣ 'alaīk, wa mā kāna lirasụlin ay ya`tiya bi`āyatin illā bi`iżnillāh, fa iżā jā`a amrullāhi quḍiya bil-ḥaqqi wa khasira hunālikal-mubṭilụn
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.
wa lakum fīhā manāfi'u wa litablugụ 'alaihā ḥājatan fī ṣudụrikum wa 'alaihā wa 'alal-fulki tuḥmalụn
Dan bagi kamu (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain padanya (hewan ternak itu) dan agar kamu mencapai suatu keperluan (tujuan) yang tersimpan dalam hatimu (dengan mengendarainya). Dan dengan mengendarai binatang-binatang itu, dan di atas kapal mereka diangkut.
a fa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna 'āqibatullażīna ming qablihim, kānū akṡara min-hum wa asyadda quwwataw wa āṡāran fil-arḍi fa mā agnā 'an-hum mā kānụ yaksibụn
Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.
fa lammā jā`at-hum rusuluhum bil-bayyināti fariḥụ bimā 'indahum minal-'ilmi wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụn
Maka ketika para rasul datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka merasa senang dengan ilmu yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh (azab) yang dahulu mereka memperolok-olokkannya.
fa lammā ra`au ba`sanā, qālū āmannā billāhi waḥdahụ wa kafarnā bimā kunnā bihī musyrikīn
Maka ketika mereka melihat azab Kami, mereka berkata, “Kami hanya beriman kepada Allah saja dan kami ingkar kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah.”
fa lam yaku yanfa'uhum īmānuhum lammā ra`au ba`sanā, sunnatallāhillatī qad khalat fī 'ibādih, wa khasira hunālikal-kāfirụn
Maka iman mereka ketika mereka telah melihat azab Kami tidak berguna lagi bagi mereka. Itulah (ketentuan) Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan ketika itu rugilah orang-orang kafir.